PBB: ISIS Lakukan Penculikan, Perbudakan Seks, dan Pembantaian
Jumat, 3 Oktober 2014 | 13:37 WIB

Aamaq News/AFP
Foto yang diambil dari video yang dirilis Aamaq News, sebuah saluran
YouTube dari wilayah yang dikuasai ISIS, memperlihatkan seorang anggota
ISIS menembakkan sebuah roket peluncur granat (RPG) dalam pertempuran
memperebutkan kota Ain al-Arab atau Kobani di perbatasan Suriah-Turki.
KOMPAS.com — Militan Negara Islam atau ISIS telah
melakukan eksekusi massal, menculik sejumlah gadis sebagai budak seks,
dan menggunakan tentara anak dalam apa yang mungkin merupakan kejahatan
perang sistematis di Irak, kata laporan PBB, Kamis (2/10/2014). Laporan
itu mengatakan bahwa militan ISIS telah melakukan pelanggaran HAM berat
terhadap kelompok-kelompok minoritas termasuk Kristen, Muslim Syiah, dan
Yazidi dalam konflik yang telah memaksa 1,8 juta warga Irak mengungsi.
Namun,
laporan itu juga mengatakan bahwa serangan udara pemerintah Irak
terhadap kaum militan telah menyebabkan "kematian warga sipil yang
signifikan" saat serangan itu menghantam desa-desa, sekolah, dan
sejumlah rumah sakit. Serangan-serangan semacam itu jelas melanggar
hukum internasional.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi
Manusia, Zeid Ra'ad al Hussein, mengatakan, "Rangkaian pelanggaran dan
penyiksaan yang dilakukan ISIS dan kelompok-kelompok bersenjata yang
terafiliasi sangat mengejutkan, dan banyak tindakan mereka itu merupakan
kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan."
Laporan
tersebut muncul saat parlemen Turki pada hari yang sama memberikan
wewenang kepada pemerintah negara itu untuk melancarkan serangan militer
ke Suriah dan Irak, dan mengizinkan pasukan asing menggunakan
wilayahnya dalam kemungkinan operasi militer terhadap ISIS.
Hussein
dalam sebuah pernyataan menyerukan lagi kepada pemerintah Baghdad untuk
bergabung dengan Mahkamah Pidana Internasional. Dia mengatakan,
pengadilan di Den Haag itu didirikan untuk mengadili pelanggaran masif
dan yang langsung menyasar warga sipil berdasarkan sentimen agama atau
etnis mereka. Laporan tersebut mengatakan, kekejaman ISIS "mencakup
serangan yang langsung menyasar warga sipil dan infrastruktur sipil,
eksekusi, dan sejumlah pembunuhan lain yang menyasar warga sipil,
penculikan, pemerkosaan, dan bentuk-bentuk kekerasan seksual dan fisik
yang dilakukan terhadap perempuan dan anak, perekrutan paksa terhadap
anak-anak, penghancuran atau penodaan tempat ibadah atau situs budaya,
perusakan dan penjarahan harta benda, dan penolakan kebebasan
fundamental."
Dalam sebuah kasus pembantaian pada 12 Juni,
sekitar 1.500 tentara Irak dan petugas keamanan dari bekas markas
militer AS, Camp Speicher, di Provinsi Salahuddin ditangkap dan dibunuh
militan ISIS, kata laporan setebal 29 halaman dari Kantor Hak Asasi
Manusia PBB dan Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) itu. Namun,
jenazah-jenazah itu belum digali dan jumlah tepatnya tidak diketahui.
Kaum
perempuan telah diperlakukan dengan sangat kasar. Laporan itu
mengatakan, "ISIS (telah) menyerang dan membunuh antara lain para dokter
dan pengacara perempuan."
Pada Agustus lalu, kata laporan itu,
ISIS membawa 450-500 perempuan ke benteng Tal Afar di wilayah Nineveh di
Irak, di mana 150 orang dari mereka, termasuk yang belum menikah yang
terutama berasal dari komunitas Yazidi dan Kristen, dilaporkan diangkut
ke Suriah untuk dijadikan sebagai hadiah bagi militan ISIS atau untuk
dijual sebagai budak seks.
Namun, laporan itu juga menyuarakan
keprihatinan mendalam terhadap pelanggaran yang dilakukan pemerintah
Baghdad dan para milisi sekutu, termasuk serangan udara dan pengeboman
yang mungkin tidak membedakan antara sasaran militer dan daerah sipil.
Setidaknya
9.347 warga sipil telah tewas dan 17.386 orang terluka hingga
September, lebih setengah dari mereka sejak militan Islam mulai
menguasai sebagian besar daerah Irak utara pada awal Juni, kata PBB.
ISIS
dan kelompok afiliasinya telah menyerang dan menghancurkan
tempat-tempat ibadah dan situs-situs budaya di Irak yang mereka nilai
tidak sesuai dengan doktrin mereka, kata laporan PBB itu, merujuk pada
keyakinan militan ISIS.
ISIS, Kamis, terus melancarkan gempuran
terhadap kota perbatasan Suriah dengan Turki meskipun ada serangan udara
koalisi yang dimaksudkan untuk melemahkan mereka. Gempuran ISIS itu
telah menyebabkan ribuan pengungsi Kurdi mengalir ke Turki dan menyeret
Ankara lebih dalam ke konflik itu.
Parlemen Turki yang sebelumnya
telah menyetujui operasi ke Irak dan Suriah untuk menyerang kaum
separatis Kurdi atau untuk menggagalkan ancaman dari rezim Suriah, Kamis
kemarin, dengan dukungan 298 suara berbanding 98, memperluas wewenang
itu demi mengatasi ancaman dari militan ISIS yang telah menguasai
wilayah luas di Irak dan Suriah, bahkan di beberapa titik hingga ke
perbatasan Turki.
Ketika ditanya apa tindakan yang Turki akan
lakukan setelah ada persetujuan dari parlemen itu, Menteri Pertahanan
Ismet Yilmaz mengatakan, "Jangan mengharapkan langkah-langkah segera."
"Langkah
itu mempersiapkan dasar hukum bagi kemungkinan intervensi, tetapi
terlalu dini untuk mengatakan apa intervensi yang akan dilakukan," kata
Dogu Ergil, seorang profesor ilmu politik dan kolumnis untuk koran Today's Zaman.
Sumber :PBB ISIS
OPINI :
Saya tidak setuju dengan apa yang di lakukan oleh ISIS karena lebih dari 1,8 warga Irak telah melanggar pelanggaran HAM Kristen,Muslim Syiah yang menyuruh agar mereka segera mengungsi .Namun menyatakan bahwa serangan udara pemereintah Irak terhadap kaum militan "kematian warga sipil yang signifikan" saat serangan itu datang masuk ke sekolah,desa dan sejumlah rumah sakit.
Pada Agustus lalu ISIS membawa sejumlah 450-500 ke benteng Tal Afar dan di jadikan mereka hadiah bagi militan ISIS atau untuk di jual sebagai budak sexs. Namun laporan itu menyuarakan keprihatianan mendalam terhadap pelanggaran yang dilakukan pemerintah Baghdad dan para milisi sekutu.
Setidaknya 9.347 warga sipil telah tewas dan 17.368 orang terluka hingga bulan September,lebih setengah dari mereka sejak militan Islam mulai menuasai sebagian besar daerah Irak utara pada awal,Juni kata PBB. ISIS juga menyerang tempat ibadah dan situs-situs budaya Irak . Sungguh betapa kejamnya ISIS terhadap kaum Irak.